Kesalahan mendasar dari gagalnya pemahaman masalah makan dan kesehatan, adalah kita tidak melakukan komunikasi dua arah dengan tubuh
Kita seringnya membahas satu masalah berkepanjangan dari satu sisi, asumsi tubuh memerlukan asupan apa? Berkepanjangan dan berbelit-belit
Asumsi pola makan yang diketahui dipaksakan terus masuk dalam tubuh. Toh, sudah ada penelitian, jurnal, risetnya, gak mungkin salah!
Kadang tidak peduli, apakah konsep makan demikian disikapi tubuh dengan memberikan alarm protes, entah alergi, sakit ringan hingga berat
Asumsi pola makan yang diketahui dipaksakan terus masuk dalam tubuh. Toh, sudah ada penelitian, risetnya, dan jurnal. Gak mungkin salah!
Diperparah dengan konsep pemikiran yang mendewakan kuratifisme sebagai garda depan dunia kesehatan. Makanan gak ada hubungan sama penyakit!
Makan itu cuma sekedar perpanjangan hidup, pemenuhan kebutuhan tubuh. Yang penting mau makan, sakit biar diurus pake konsep kuratif!
Belum lagi tujuan satu arah yang dipaksakan terhadap tubuh. Umumnya hanya berorientasi pada tampilan semata. Mau berat turun atau naik!
Muncul metode diet ini-itu. Yang berorientasi sebenarnya (sayang sekali) pendek-pendek, tidak mengacu pada kesehatan jangka panjang
Makin parahlah kesesatan pola pikir yang berusaha menghubungkan makan dengan kesehatan. Akibat membahas satu masalah secara satu arah
Karena terkait pola hidup, utamanya pola makan, mau gak mau penderita kanker tidak punya orang lain untuk disalahkan, kecuali diri sendiri
Terkait, kenapa ia bisa terkena kanker? Atau bila metode penyembuhannya tidak berhasil. Karena semua tergantung pada cara ia menjalani hidup
Gitu deh kibulannya, suka sukur gak suka unfollow! Gak follow bawel? Olahraga gih, lari di belakang angkot misal, bisa jadi sehat.. dan irit